ilustrasi gambar 

Kata “literacy” dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin “litera” yang bermakna “huruf”. Penggunaan istilah “literacy” merujuk pada kecakapan dalam membaca dan menulis. Dalam bahasa Indonesia “literacy” adalah ‘keberaksaraan’ atau ‘kemelekhurufan’. Kata sifatnya dalam bahasa Inggris “literate” dan itu biasanya diterjemahkan dengan ‘melek huruf’. 

Literacy juga sering diterjemahkan dengan ‘literasi’, namun penggunaan istilah tersebut sangat rancu dan sangat umum salah digunakan oleh penutur bahasa Indonesia. 

Saya menulis ini untuk menindaklanjuti tulisan saya sebelumnya mengenai angka lulusan S2 dan S3 di Indonesia yang masih sangat rendah. 

Tiap tahun Indonesia mencetak 1,7 juta sarjana. Nah, itu angka yang hebat sekali mengingat universitas pertama baru didirikan 73 tahun yang lalu. Apalagi selama Indonesia dijajah Belanda, tingkat kemelekhurufan masih sangat rendah – di bawah 6%.

81 negara memili angka melek huruf di atas 97%. Kebanyakan negara tersebut terletak di Eropa, tetapi termasuk juga Kanada, Australia, dan Selandia Baru, dan negara Asia Jepang, Korea Selatan, Maladewa, dan bekas republik Uni Sovyet seperti Kazakhstan, Armenia, Azerbaijan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. 

Indonesia termasuk peringkat kedua (93-97%) dengan tingkat melek huruf yang sedang yang kira-kira sama dengan tingkat melek huruf di Amerika Serikat, Malaysia, Cina, Pilipina, Vietnam, Thailand, Turki, Hong Kong, Kuwait, dan Israel. 

Menurut Wikipedia, tingkat keberaksaraan di Indonesia telah mencapai 96% sementara di Amerika Serikat 86%. Menurut situs Worldatlas RI 93%, AS 86%. 

Angka di atas tidak berarti bahwa semua orang yang melek huruf bisa memahami teks yang agak panjang. Persentase penduduk yang bisa melakukannya jauh lebih kecil. Menurut Departemen Pendidikan Amerika Serikat U.S. 54% dari penduduk A.S. berusia 16-74 tahun memiliki kemelekhurufan yang terbatas. Mereka hanya bisa membaca dan memahami teks yang pendek dan sederhana, tetapi mereka kewalahan kalau disuguhkan teks yang lazim dibaca anak SMP kelas 1. 

Negara dengan tingkat literasi terendah (di bawah 70%) hampir semuanya terletak di Afrika (termasuk Mesir, Aljazair dan Maroko) dan juga India, Nepal, Pakistan, Bangladesh dan Timur Leste. 

Juga menarik untuk dicatat adalah bahwa pulau yang paling melek huruf di Indonesia adalah Sumatera, baru disusul oleh DKI, Jawa, dan Bali. 

Itu berita yang menggembirakan. Yang kurang menggembirakan, dan ini berkaitan langsung dengan kurangnya S2 dan S3 di Indonesia, adalah kenyataan bahwa tingkat melek huruf sedang mengalami penurunan. Penyebab utama: malasnya membaca! 

Sumber (antara lain):
tinyurl.com/3tctcbvf & tinyurl.com/5f54cyzs
Lebih baru Lebih lama