Oleh : indra Goenawan (Rio Mulyo)
Munjung Cerito Padi, Sebuah Tradisi Yang Hampir Punah dimasyarakat Penawar. Ritual ini dulunya dibarengi dengan Asyek, namun seiring berjalannya waktu, Asyek dengan Menyeru Arwah Leluhur diganti dengan Barzanji Marhabban.
Indra Goenawan, Gelar Rio Mulyo, Menuturkan. Tujuan Munjung Carito Padi ini ialah sebagai ikhtiar Hamba yang Memohon Kepada Allah SWT. Agar Padi yang ditanam tidak terkena Hama.
"Cerito Padi ini Hanya dilakukan apa bila ada permintaan dari Anak Batino yang Mengadu Kepada Ninik Mamak nya. setelah itu Depati Batigo Luhah Nan Empat, Menti Balimo dalam Tanah kerapatan Adat Penawar Memutuskan Hari Pelaksanaan nya" Tutur indra.
Pada masa dahulu Ritual ini dilakukan dengan Mantera - Mantera yang di Jampi oleh Para Depati dan Ninik Mamak. Namun Semenjak Tahun 1940-an, Jampi (mantera) diganti dengan pujian kepada Nabi dengan menghilangkan unsur Syirik didalam nya. akan tetapi tetap ada peserta yang kerasukan, yang mana proses penyadaran kerasukan tersebut bisa dikontrol dengan dibacakannya Jampi Tawa yang diturunkan oleh tetua sebelum nya.
Adapun Seuntai tawa jampi yang di syairkan, yang pernah Tetua ajarkan kepada pemegang sko waris yang berjawat (diterima), khalifah yang di junjung sebagai berikut :
"Aih salanga pandak, aih salanga panjang.
Jadi kau lamukut puti bungsu.
Balik kau kagunung balik kau karimbo.
Jangan kau rusak padi kami.
Makan lah buah di rimbo ujo.
Kalau kau garu padi kami.
Kau ditujah matahari jantan.
Dihimpit bumi ngan gedang.
Dimakan ayam baribu.
Dimakan gagak baratus.
Aih rajo bungo, umput tuo bubilang ranyo.
Padi kutumbuh buranak pinak.
Buah murunduk bubigau rebah.
Padi sabiji jadi buribu.
Jadi pumakan anak manusio.
Aih padi tu nian bubilang ranyo.
Padi arang lamukut hitam.
Dan seterusnya....."
Cerita padi ini di laksanakan dengan berbagai alat perlengkapan yang terdiri dari berbagai tumbuhan liar tertentu.
Editor : And