Andalasnews.com, Sungai Penuh - Jum'at (14/02), SMAN 3 Sungai Penuh di bawah kepemimpinan Azwardi siang tadi Pukul 14.00 WIB melaksanakan Kegiatan Bimbingan Teknis (BIMTEK) atau IHT (In House Training) bagi MGMP (Majelis Guru Mata Pelajaran. Kegiatan yang diadakan adalah dalam rangka persiapan Ujian Sekolah Berbasis Android (USBA) khusus untuk siswa/i kelas 12 di SMA 3 Sungai penuh.

Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mensosialisasikan aplikasi ujian berbasis android  dan sekaligus membuat soal ujian sekolah yang akan diselenggarakan oleh SMAN 3 Sungai Penuh pada tanggal 16 - 24 Maret mendatang.

Salah satu guru yang menjadi narasumber kegiatan IHT tersebut saat ditemui di lokasi kegiatan, Edi Saputra, S.Pd. menjelaskan bahwa pada tahun 2020 ini pihak sekolah mendapatkan bantuan dalam bentuk barang dari pemerintah berupa android sebanyak 250 unit yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai alat ujian bagi siswa/i kelas 12 dan tidak menutup kemungkinan diperuntukkan bagi siswa/i dibawahnya.

"Pada tahun 2020 ini alhamdulillah SMA Negeri 3 Sungai penuh mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam bentuk barang berupa
android sebanyak 250 unit tablet dari pos afirmasi. Nah, dari bantuan inilah kita manfaatkan untuk siswa nantinya. Jadi siswa ujian menggunakan android, bantuan itu tadi khusus untuk kelas 12. Dan tidak menutup kemungkinan kelas 10 dan 11 juga akan diujiankan dengan android setelah kelas 12 karena keterbatasan sarana yang tersedia dari bantuan pemerintah." Jelasnya.


Lebih lanjut Edi Menjelaskan bahwa tujuan dari pelaksanaan Ujian Berbasis Android yakni untuk efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan dan penganggaran sekaligus melatih siswa untuk berliterasi digital sebagai media pembelajaran. Sistem yang diberlakukan dalam ujian tahun ini, siswa melaksanakan ujian di dalam ruangan sesuai teknis panitia ujian, kemudian siswa diberi waktu 60 menit untuk menjawab 35 sampai 40 soal.

"Tujuan dari pelaksanaan Ujian Sekolah Berbasis Android ini yang pertama agar lebih efisien dan efektif dalam pelaksanaan dan penganggarannya, kemudian yang kedua sekaligus melatih siswa untuk berliterasi digital sebagai media pembelajaran. Ujian ini bisa di rumah bisa di mana saja, tetapi untuk teknisnya kita atur dalam ruangan. Sedangkan soalnya dalam bentuk pilihan ganda yang disusun oleh MGMP, soalnya bervariasi dari 35 sampai 40 soal yang akan dijawab dengan standar waktu 60 menit," jelasnya lagi.

Saat ditanyai mengenai keamanan ujian, ia mengatakan kecil kemungkinan terjadi kecurangan ujian karena soalnya acak (Red. beda soal satu sama lainnya) dan ketika siswa sudah masuk aplikasi ujian maka siswa tidak bisa keluar lagi untuk mencari jawaban.

"Untuk berbuat curang sangat tidak mungkin karena waktunya terbatas, soal ujiannya pun acak. Kemudian kalau siswa punya niat untuk mencontek di internet tentu saja gak bisa, karena kalau udah masuk aplikasi maka siswa gak bisa apa-apa lagi. Yang jelas siswa dibatasi oleh waktu sehingga tidak ada kesempatan bagi mereka untuk berbuat curang karena ketika waktu habis maka soalnya akan dilanjutkan ke nomor berikut." Tutupnya.(HnF)
Lebih baru Lebih lama