Oleh : Nani efendi
Pertama kali saya mengenal HMI pada tahun 2001. Namun, mengikuti training formal Latihan Kader I (Basic Training) HMI pada tahun 2003. Pada 2005 saya melanjutkan ke Latihan Kader II (Intermediate Training). Dan pada 2008 menyempurnakan jenjang training formal di HMI dengan mengikuti Latihan Kader III HMI (Advance Training). Pada 2007 saya pernah mengikuti Kursus Senior HMI (Senior Course). HMI telah banyak menempa kepribadian saya, terutama persoalan keislaman dan keindonesiaan. HMI juga membentuk idealisme, nasionalisme, spiritualitas, dan intelektualitas saya. Saya menganggap HMI adalah almamater kedua saya di samping kampus tempat saya melanjutkan studi formal. Tapi tak sia-sia. Proses saya di HMI berperan besar dalam membentuk jiwa dan kepribadian saya hingga saat ini. HMI telah menginspirasi saya untuk belajar banyak: mulai dari persoalan keislaman, filsafat, tasawuf, agama, pendidikan, ekonomi, sosial, politik, hukum, etika, sampai kepada persoalan filsafat kontemporer seperti Teori Kritis Mazhab Frankfurt. Tujuan HMI, yakni: “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil, makmur yang diridhoi Allah SWT," selalu menjadi inspirasi dan motivasi perjuanganku.
Nani efendi