HILANG TUAH CILAKO TIBO

                      Gambar : ilustrasi

ANDALASNEWS, KERINCI -  Empat pemuda Desa Terutung, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci jadi korban pengeroyokan.
Informasi yang diterima, kejadian pengeroyokan terhadap empat pemuda tersebut terjadi Minggu sore (12/05/2019) sekitar pukul 17.30 wib.

Kerabat salah seorang korban korban, Wirdianto, membenarkan pengeroyokan yang dilakukan warga terhadap keluarganya.
"Kita sudah visum, saat ini kita di Polres Kerinci untuk melaporkan kejadian ini," ungkap Wirdianto.

Keempat pemuda Terutung tersebut, lanjutnya, dikeroyok setelah sebelumnya dihadang pemuda yang diduga dilakukan pemuda Pengasi.
"Keterangan dari keponakan saya mereka beramai-ramai ngabuburit di Danau Kerinci, pas pulang mereka dihadang. Kebetulan keponakan saya bersama tiga temannya dengan dua motor ketinggalan, sehingga dipukuli," sebutnya.

Atas aksi pengeroyokan tersebut, lanjutnya salah seorang pemuda terutung mengalami luka di bagian punggung. "Katanya ditusuk pakai kunci, punggungnya luka-luka, motor vixion miliknya juga rusak parah,"terangnya.
“Mereka lagi di visum di RSU MH Thalib Kerinci,” pungkasnya.

Sementara itu Kapolsek Batang Merangin, Iptu Taufani membenarkan tawuran tersebut."Saat ini kami dalam perjalanan menuju ke TKP," ujarnya.

Terkait hal ini, Andi andalas tokoh muda kerinci-sungai penuh yang juga merupakan pemerhati Adat dan sosial ikut angkat bicara. Ia mengatakan, terjadinya pergeseran nilai sosial seperti yang terjadi antara pemuda tarutung dan pengasi karena mulai lunturnya pemakaian adat ditengah masyarakat "inilah jadinya jika kita sebagai generasi muda telah melupakan sejarah, kita tidak tau lagi bahwa sebenarnya kita berasal dari satu silsilah, satu keturunan, satu nenek moyang kerinci, sehingga kawan menjadi musuh, seperti seloka dih mulayu, semabat terbang bakawan, giri-giri dalam buku buluh, banyak sahabat menjadi lawan kanti salirit menjadi musuh". Ujarnya.

Andi mengatakan, sebagai generasi muda, sangat penting untuk mempelajari dan memahami soal adat, karena didalam adat terdapat nilai-nilai yang mengajarkan bagaimana manusia mampu bersikap baik dan berbudi pekerti luhur, didalam adat itu juga kita tau silsilah dan keterkaitan hubungan "amanah leluhur harus kita jalankan, suruh kito kerjo, tegah dihenti, sah kito pakai, batal dibuang, bila itu kito langgar, celakolah kito"ungkapnya.

Andi menerangkan, bahwa leluhur kita (kerinci) sudah bersusah payah untuk menyatokan adat menyalokan syarak, dengan letih mereka telah mampu untuk menyusun adat hingga mempersatukan keturunannya "kok terbang bakawan, hinggap bapulun, sedenting bak besi, seciok bak ayam, serumpun bak serai.
Kok terjun samo patah, menyuruk samo bungkuk, terampai samo kering, mandi samo basah, munyelam samo minum ayi, sesopan semalu, senasib sepenanggungan. Pesan-pesan  Itu harus bisa kita pahami dan kita artikan, mengapa kenyataan saat ini sudah jauh panggang dari api". Tanya tokoh muda tersebut.



SAFWANDI DPT 

(Tokoh muda & Pemerhati Adat kerinci-sungai penuh)



Tokoh Muda kerinci - sungai penuh ini sangat menyayangkan kerapnya terjadi pertikaian antar pemuda kerinci pada akhir-akhir ini, umumnya perselisihan disebabkan oleh masalah sepele, namun berujung baku hantam"mestinya kita malu, karena hal ini disorot oleh daerah luar, padahal selama ini kerinci dikenal oleh daerah luar sebagai masyarakat yang kompak, bersatu dan sangat menjunjung tinggi nilai adat. Tapi fenomena saat ini sangat jauh dari kenyataan yang sesungguhnya. Kapan kerinci akan mufakat, jangan sampai tuah hilang cilako ngan tibo". Tandasnya.



Release : metrojambi.com
(Andalasgrup )

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama