Hari ini (minggu 14 April 2019) secara massal masyarakat tigo luhah semurup ziarahi makam leluhur yang bertempat di Koto payung semurup tinggi

ANDALASNEWS, KERINCI - Keanekaragaman budaya di Indonesia dibuktikan dengan adanya pesta ataupun pegelaran budaya di setiap daerahnya masing-masing yang mempresentasikan bahwasanya kebudayaan tersebut merupakan warisan budaya dari nenek moyang atau leluhur. Misalkan di daerah Provinsi Jambi, Kabupaten Kerinci tepatnya di Semurup, yang mana masyarakatnya masih memegang teguh nilai-nilai Adat dan kebudayaan leluhur nenek moyangnya, hal ini dibuktikan dengan digelarnya sebuah tradisi budaya  “kenduri SKO dan mandi balimau 

ketua panitia pelaksana acara kenduri sko dan mandi balimau tigo luhah semurup Darifus SE, M.si saat berkunjung ke kantor Radio Andalas Fm yang bertempat di semurup mengatakan, bahwa seyogyanya pada thn 2017 yang lalu telah dilaksanakan prosesi acara kenduri sko dan mandi balimau tersebut, namun karena sebelumnya kabupaten kerinci tengah menghadapi tahun-tahun politik maka prosesi tersebut ditunda "kita tunda, ini kita maksudkan agar tidak terjadi percampuran antara kenduri adat dengan politik, inikan sangat sakral, sehingga Alhamdulillah pada tahun ini 2019 baru bisa kita laksanakan. sebelumnya kami selaku panitia bersama Depati yang batigo pemangku yang baduo dan paramenti yang salapan telah  duduk musyawarah dan sepakat bahwa kenduri sko dan mandi balimau diselenggarakan pada 1 mei 2019". ungkap Darifus.
Darifus juga menambahkan bahwa pada prosesi acara tersebut sekaligus akan dilaksanakan acara syukuran atas dilantiknya Bupati kerinci Bapak H.Adirozal M,si dan wakil Bupati kerinci Bapak ir, H.Ami taher " syukuran dan sekaligus pemberian gelar Sko pada Bapak Bupati dan Wakil Bupati yang akan diberikan oleh anak Butino dalam Tigo luhah semurup" 
menurut Darifus ada beberapa rangkaian prosesi acara yang akan diselenggarakan sebelum memasuki acara puncak yaitu mandi balimau, pada hari minggu 14 april 2019 akan dilakukan ziarah bersama ke makam ninek (leluhur, Red ) yang bertempat di koto payung semurup tinggi ( pendung semurup ). dan diteruskan pada hari minggu 21 april 2019 Ziarah ke Bukit talang melindung ( Gunung selasih ) makam syech mangkudum/Mangkuto sati dan makam isterinya Puti datu sati. pada Tgl 28 April 2019 penginggihan ( pengangkatan, Red ) gelar sko kepada masing-masing anak jantan oleh anak butino, sekaligus pemberian gelar Sko kepada Bupati kerinci DR.H.Adirozal M,si dan wakil Bupati kerinci ir, H.Ami taher yang mulai dilaksanakan pada pagi hari.sedangkan prosesi Ngasap nengehi (negeri)  akan dilakukan mulai Tgl 28, 29 dan 30 April 2019. Baru setelah itu pada 1 mei 2019. acara puncak mandi balimau. 
Ketua Pelaksana Kenduri Sko mandi balimau dan acara syukuran Darifus juga menghimbau kepada seluruh masyarakat dalam tigo luhah semurup agar turut serta meramaikan dan juga memeriahkan serta mensukseskan prosesi tersebut, tidak terkecuali bagi warga semurup yang ada di perantauan, ia sangat berharap sedapat mungkin yang ada drantau untuk segera pulang guna mengikutim prosesi sakral yang sangat jarang dilakukan ini.
disisi lain Tokoh Adat tigo luhah semurup M.Aris Depati ( Gelar Depati Kepalo sembah ) kepada Andalas mengatakan, kenduri Sko dan Mandi Balimau adalah salah satu budaya daerah Kabupaten Kerinci tepatnya di daerah Semurup "Budaya ini merupakan budaya asli nenek moyang daerah Semurup yang sudah terjadi beberapa abad yang lalu, Mandi Balimau adalah  mandi bersama antara para Depati, Ninik Mamak untuk menyiramkan limau pada mayarakat Tigo Lurah Semurup "Adapun maksud dan tujuan dari “mandi balimau” ialah “menyambung yang putuh, mematut yang silang, menjernihkan yang keruh dan saling kenal- mengenal”. Artinya ialah mempertemukan seluruh masyarakat Tigo Lurah agar saling kenal satu sama lain dan kemudian untuk menyatukan agar masyarakat Tigo Lurah Semurup tahu budaya asal daerah Semurup". ungkapnya.
untuk diketahui, bahwa Esensi yang patut diketahui dari tradisi “mandi balimau” ini ialah, yang mana jika sebelumnya antar masyarakat terdapat konflik dengan tradisi “mandi balimau” konon bisa mengobati rasa dengki dan iri antar masyarkat ketika setelah disiram dengan air limau. Inilah maksud ataupun hikmah dari tradisi “mandi balimau” yang membudaya di daerah Semurup atau sering disebut Tigo Luhah Semurup.

Tokoh muda yang juga merupakan Pemerhati adat dan Budaya kerinci-sungai penuh Safwandi mengatakan, Keunikan tradisi “kenduri Sko dan mandi balimau” ini harus tetap dipertahankan dan dilestarikan agar genarasi-genrasi muda saat ini bisa lebih mengenal kebudayaan dan tradisi yang nyaris lekang oleh waktu, dengan demikian tradisi ini akan terus berkembang. Presiden Andalas ini juga berharap di era globalisasi seperti saat ini, tradisi “kenduri Sko dan mandi balimau” baik di kerinci maupun kota sungai penuh tidak akan terancam dengan arus westernisasi ( Budaya Barat ) "Hal yang perlu dilakukan ialah terus mensosialisasikannya kepada generasi muda serta menjalankan tradisi ini secara rutin". ungkapnya. (AndalasGroup)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama